Sekretariat: Jl. Bintara 8 Kelurahan Bintara Kecamatan Bekasi Barat (17134) Kota Bekasi Propinsi Jawa Barat Indonesia

Rabu, 10 November 2010

Habib Ahmad bin Hamid Al-Kaaf, Waliyullah Dengan Empat Pesan

Beliau dikenal sebagai salah seorang ulama besar di Palembang.Banyak ulama dari berbagai penjuru Nusantara mengaji kepada beliau.
Ada pendapat, Palembang bisa di ibaratkan sebagai Hadramaut (markas para Habib dan Ulama besar). Sebab di Palembang memang banyak Habib dan Ulama besar, demikian pula makam-makam mereka. Salah seorang diantaranya adalah HabibHamid Al-Kaaf, yang juga dikenal sebagai wali masthur. Iaitu wali yang karamah-karamahnya tersembunyi. Padahal karamahnya cukup banyak. Ahmad bin
Salah satu karamahnya ialah ketika beliau menziarahi orang tua beliau (Habib Hamid Al-Kaff dan Hababah Fathimah AL-Jufri) di kampung yusrain, 10 Ilir Palembang. Dalam perjalanan kebetulan turun hujan lebat dan deras. Untuk bebrapa saat beliau mengibaskan tangan beliau ke langit sambil berdoa. Ajaib, hujanpun reda.
Nama beliau adalah Habib Ahmad bin Hamid Al-Kaff. Sampai di akhir hayat beliau tinggal di jalan K.H. Hasyim Asy’ari No. 1 Rt 01/I, 14 Ulu Palembang. Beliau lahir di Pekalongan Jawa Tengah dan dibesarkan di Palembang. Sejak kecil beliau diasuh oleh Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas.
Uniknya, hampir setiap pagi buta, Habib Ahmad Al-Attas menjemput muridnya ke rumahnya untuk shalat subuh berjama’ah karena sangat menyaynginya. Saking akrabnya, ketikabermain-main di waktu kecil, Habib Ahmad bin Hamid Al-Kaff sering berlindung di bawah jubahHabib Ahmad Alatas. Ketika usia 7 tahun saat anak-anak lain duduk di kelas satu madrasah Ibtidaiyyah, Habib Ahmad belajar ke Tarim Hadramaut Yaman bersama sepupunya Habibakrab dipanggil Endung. Abdullah-yang
Di sana mereka berguru kepada Habib Ali Al-Habsyi. Ada sekitar 10 tahun beliau mengaji kepada sejumlah ulama besar di Tarim. Salah seorang guru beliau adalah Habib Ali Al-Habsyi, ulama besar penulis Maulid Simtuth Durar. Selama mengaji kepada Habib Ali Al-Habsyi , beliaumendapat pendidikan disiplin yang sangat keras. Misalnya sering hanya mendapatkan sarapan3 butir kurma. Selain kepada Habib Ali , beliau juga belajar tasawuf kepada Habib Alwi bin Abdullah Shahab . sedangkan sepupu beliau Habib Endung belajar fiqih dan ilmu-ilmu alatseperti nahwu, sharaf dan balaghah. Sepulang dari Hadramaut pada usia 17 tahun . HabibKaff menikah dengan Syarifah Aminah Binti Salim Al-Kaff . meski usianya belumgenap 20 tahun namun beliau sudah mulai dikenal sebagai ulama yag menjalani kehidupanzuhud dan mubaligh yang membuka majlis ta’lim. Dua diantara murid beliau yakni Habib alwiBahsin dan Habib Syaikhan Al-gathmir belakangan dikenal pula sebagai ulama danmubaligh. Ahmad Al- bin Ahmad
Selain di Palembang, Habib Ahmad juga berdakwah dan mengajar di beberapa daerah ditanah air, misalnya madrasah Al-Khairiyah Surabaya. Salah seorang murid beliau yang kemudian dikenal sebagai ulama adalah habib Salim bin ahmad bin Jindan ulama terkemuka diwafat pada tahun 1969. Jakarta, yang
Empat Pertanyaan
Ketinggian ilmu dan kewalian Habib Ahmad al-Kaff diakui oleh Habib Alwi bin Muhammad Al-Haddad, ulama besar dan wali yang bermukim di Bogor. Diceritakan pada suatu hariseorang habib dari Palembang (Habib Ahmad bin Zen bin Syihab) dan rakan-rakannyamenjenguk Habib Alwi, mengharap berkah dan hikmahnya.
Mengetahui bahwa tamu-tamunya dari Palembang, dengan spontan Habib Alwi berkata, “Bukankah kalian mengenal Habib Ahmad bin Hamid al-Kaff ?. Buat apa kalian jauh-jauhdatang ke sini, sedangkan di kota kalian ada wali yang maqam kewaliannya tidak berbedadenganku ? Saya pernah bertemu dia di dalam mimpi”. Tentu saja rombongan dari Palembang tersebut kaget. Maka Habib Alwi menceritakan perihal mimpinya. Suatu hari Habib Alwi berpikirkeras bagaimana cara hijrah dari bogor untuk menghindari teror dari aparat penjajah belanda. Beliau kemudian bertawasul kepada Rasulullah SAW, dan malam harinya beliau bermimpi bertemu Rasulullah SAW memohon jalan keluar untuk masalah yang dihadapinya. Yang menarik, di sebelah Rasul duduk seorang laki-laki yang wajahnya bercahaya.
Maka Rasulullah SAW pun bersabda, “Sesungguhnya semua jalan keluar dari masalahmu ada di tangan cucuku di sebelahku ini”. Dialah Habib Habib Ahmad bin Hamid al-Kaff. Maka Habib Alwi pun menceritakan persoalan yang dihadapinya kepada Habib Ahmad al-Kaff- yang segera mengemukakan pemecahan/jalan keluarnya. Sejak itulah Habib Alwi membanggakan Habib Ahmad al-Kaff.
Sebagaimana para waliyullah yang lain, Habib Ahmad al-Kaff juga selalu mengamalkan ibadakhusus. Setiap hari misalnya, Mursyid Tariqah Alawiyah tersebut membaca shalawat lebih dari 100.000 kali. Selain itu beliau juga menulis sebuah kitab tentang tatacara menziarahi guru beliau Habib Ahmad Alatas. Beliau juga mewariskakn pesan spiritual yang disebut PesanPertanyaan yang empat, yaitu empat pertanyaan mengenai ke mana tujuan manusia setelahmeninggal.
Lahirnya empat pertanyaan tersebut bermula ketika Habib Ahmad al-Kaff diajak oleh salah seorang anggota keluarga untuk menikmati gambus. Seketika itu beliau berkata, “Aku belum hendak bersenang-senang sebelum aku tahu apakah aku akan mengucapkan kalimat tauhid di akhir hayatku. Apakah aku akan selamat dari siksa kubur, apakah timbangan amalku akan lebih berat dari dosaku, apakah aku akan selamat dari jembatan shiratal mustaqim”. Itulah yang dimaksud denganempat pertanyaan” yang dipesankannya kepada para murid, keluarga dan keturunannya.
Habib Ahmad al-Kaff wafat di Palembang pada 25 Jumadil akhir 1275H/1955M. Jenasahbeliau dimakamkan di komplek pemakaman Telaga 60, 14 Hulu Palembang. Beliaumeninggalkan lima anak: Habib Hamid, Habib Abdullah, Habib Burhan, Habib Ali dan SyarifahKhadijah.

0 comments:

Posting Komentar

© Majelis Ta'lim Remaja Al-Husna, AllRightsReserved.

Designed by Zy Muhammad